Pages

Kamis, 14 April 2011

HILANG INGATAN..KENAPA YA?? -______-

Phoenix, Gara-gara terpeleset lalu jatuh, ingatan selama 46 tahun lenyap begitu saja. Ini terjadi pada seorang pria di Phoenix, Arizona yang terpaksa harus mempelajari lagi setiap detail perjalanan hidupnya karena geger otak.

Dilansir dari AOL, Kamis (23/4/2010), pria bernama Scott Bolzan tersebut mengalami retrograde amnesia. Sedikitpun ia tak mampu mengingat kejadian-kejadian di masa lalu termasuk foto pernikahan dan bahkan anak istrinya sendiri.

Satu-satunya yang dia ingat adalah ketika ia pergi ke kamar mandi, lalu terpeleset ketika melewati genangan yang ia pikir air sabun. Kepalanya terbentur dan oleh dokter ia didiagnosis mengalami gegar otak.

Seorang neurologis, Dr. Ravish Patwardhan mengatakan kemungkinan Bolzan mengidap sakit ayan tetapi tidak terdeteksi. Pada beberapa kaus, ayan atau epilepsi juga bisa melenyapkan memori otak.

Pemindaian terhadap otak Bolzan memang tidak menunjukkan adanya aliran darah ke temporal-lobe sebelah kanan, yakni bagian otak yang menyimpan memori jangka panjang. Ia harus dikenalkan kembali kepada istrinya, dan rajin melihat foto-foto untuk mengingat kembali setiap detail masa lalunya.

Namun Dr. Ravish meyakini, Bolzan tidak mengalami anterograde amnesia karena masih mampu mengingat kata-kata serta cara membaca dan menulis. Pada anterograde amnesia, kemampuan membentuk ingatan baru benar-benar diblok.

Apa itu geger otak?

Dari buku Neurology and Trauma, WB. Saunders Co, 1996 disebutkan geger otak adalah trauma yang disebabkan benturan dikepala yang cukup kuat yang membuat otak mengalami kehilangan kesadaran atau kebingungan beberapa saat setelah terjadi benturan.

Karena pukulan atau benturan tersebut otak membengkak dan meningkatkan tekanan kepada intrakranial yang jika parah bisa berakibat fatal. Saat terbentur, otak menjadi tersentak kaget terhadap tengkorak.

Penyebab geger otak ini beragam mulai dari jatuh atau benturan keras yang mengenai kepala, kecelakaan motor, saat olahraga.

Geger otak bisa berlangsung ringan yang ditandai dengan kebingungan sementara atau berat seperti kasus petinju yang banyak mengalami kerusakan otak. Anak-anak sering mengalami geger otak ringan karena jatuh atau tabrakan saat bermain.

Gegar otak yang terjadi selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun dapat menyebabkan cedera kepala kumulatif yang dapat menyebabkan kerusakan otak permanen.

Gejala gegar otak antara lain:

  1. Sakit kepala
  2. Disorientasi waktu, tanggal atau tempat
  3. Kebingungan
  4. Pusing
  5. Menatap kosong atau bingung ekspresi
  6. Kacau atau tidak bisa mengerti pembicaraan orang
  7. Lemah
  8. Amnesia
  9. Mual atau muntah
  10. Penglihatan kabur
  11. Telinga berdengung

Gejala-gejala ini bisa berlangsung mulai beberapa menit hingga beberapa jam. Jika mengalami ketidaksadaran dalam yangg lama menunjukkan adanya cedera otak parah yang bisa bikin hilang ingatan.

Jika gegar otak yang dialami ringan tidak perlu dirawat di rumah sakit dan tidak perlu menjalani tes diagnostik mahal. Tapi jika kondisinya parah mungkin diperlukan scan otak seperti computed tomography scan (CT) atau magnetic resonance imaging (MRI) untuk mencari cedera otak.
Sumber :http://id.wikipedia.org/hilang-ingatan

Jumat, 08 April 2011

Bau urine yang tajam..BAHAYAKAH???

Seringkali terjadi anak bahkan sebagian orang dewasa mengeluh bahwa bau kencing sangat tajam. Kekwatiran sering timbul dalam menyikapinya. Ternyata, bau urine ini banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, bisa fisiologis normal dapat jaga petunjuk ada penyeakit atau kelainan di tubuh manusia.
Ada banyak kemungkinan yang menjadi penyebab urine menjadi bau seperti masalah pada saluran kemih seperti infeksi kandung kemih, gangguan metabolisme tubuh, gangguan hormonal, atau bau urine yang mengandung ragi (yeast) dapat menjadi petunjuk dari diagnosis diabetes.
Untuk membedakan apakah bau tersebut berasal dari air kencing atau vagina. Cara mudah untuk menentukannya adalah dengan buang air kecil di dalam cangkir atau gelas dan tunggu beberapa menit. Jika bau masih tercium, kemungkinan besar berkaitan dengan air seni.
Kebanyakan bau dari urine hanya bersifat sementara dan tidak mengindikasikan masalah kesehatan. Tapi jika hal tersebut terus berlanjut selama beberapa hari, sebaiknya melakukan pemeriksaan ke dokter untuk mengetahui penyebabnya.
Untuk melakukan diagnosis, pasien harus menjalani beberapa tes untuk mengetahui fungsi dari beberapa organ atau ada tidaknya zat tertentu. Tes yang dilakukan biasanya untuk memeriksa kandung kemih atau infeksi saluran kemih, penyakit ginjal, dehidrasi, diabetes atau gangguan metabolisme seperti fenilketonuria.
Tanda-tanda untuk memeriksa urine:
1. Jumlah air dalam urine.
Mengetahuinya dengan tes spesifik gravity. Tes ini memberikan petunjuk mengenai jumlah air dalam urine dan status orang tersebut apakah dehidrasi atau tidak.
2. Warna urine.
Warna pada urine dipengaruhi oleh makanan, pewarna makanan, hidrasi, obat-obatan, vitamin dan adanya suatu penyakit seperti penyakit hati atau gangguan perdarahan.
3. Kejernihan.
Ketidakjernihan urine dapat mengindikasikan adanya darah, lendir, kristal dari batu ginjal atau kandung kemih dan bakteri.
4. Protein.
Seharusnya di dalam urine tidak ditemukan adanya urin, jika ditemukan mungkin mengindikasikan adanya gangguan di ginjal atau kehamilan.
5. Keton.
Adanya keton dalam urine ketika lemak diuraikan dalam tubuh sebagai energi. Kehadiran keton ditunjukkan saat sedang puasa, diet tinggi protein, karbohidrat yang rendah serta konsumsi alkohol. Pada kondisi ekstrem, keton dapat berpotensi bahaya yang dikenal sebagai diabetic ketoacidosis (tubuh mendapatkan energi dari lemak karena tidak dapat mengubah glukosa menjadi energi).
6. Nilai pH.
Ini untuk mengetahui apakah urine bersifat asam atau basa.
7. Glukosa.
Adanya glukosa dalam urine bisa diakibatkan oleh tingginya kadar gula seperti diabetes yang tidak terkontrol atau akibat gangguan di ginjal.
8. Nitrit.
Menunjukkan adanya infeksi bakteri di saluran kemih.
9. Leukocyte esterase.
Mengindikasikan adanya sel-sel darah putih dalam urin yang kemungkinan akibat infeksi di saluran kemih.
10. Cek analisis mikroskopis.
Tes ini untuk melihat berbagai tanda seperti merah (mengindikasikan perdarahan, ada penyakit, tumor atau cedera), sel darah putih (gangguan autoimun, peradangan), bakteri, jamur, parasit, kristal (gangguan pada ginjal) dan sel-sel skuamosa (sampel urine kemungkinan sudah terkontaminasi saat dikumpulkan).
Berdasarkan hasil dari pemeriksaan yang cernat melalui pemeriksaan fisik dan laboratorium dapat ditentukan penyebab dari bau urine yang muncul saat buang air kecil.

Sumber : http://id.wikipedia.org/bau-urine-tajam

             http://tanya-dokter.com

Jumat, 01 April 2011


Procedure 40-3
Venipuncture by Vacuum tube system

STANDARD PRECAUTIONS                                     

PURPOSE:
Ø  To obtain Verious blood acceptable for laboratory testing as requested by a provider.
EQUIPMENT/SUPPLIES:
·         Gloves
·         Googles and mask
·         Vacuum tube
·         Adapter/holder
·         Lab requisition (optional)
·         70% isopropyl
·         Alcohol swab
·         Cotton balls21-gauge multidraw
·         Needle
·         Vacuum tube or (s) special
·         Collection tube (s)
·         Torniquet
·         Adhesive bandage or tape
·         Sharps container and
·         biohazard red bag
·         Biohazard transport bag (optional)

PROCEDURE STEPS
1.      Place specimen and requesition into biohazard transfer bag.
2.      Position and identify the patient. Ask the patient’s name and verify it with the test ordered and the computer label or identification number. If a fasting specimen is required, verify that the patient has not had anything to cat or drink except water for 12 hours. RATIONALE: Proper identification of the patient and the test ordered and ensuring that the patient is properly prepared for the blood test or all quality-control and quality assurancen measures.
3.      Wash hands and apply gloves and googles/mask. RATIONALE: Clean hands further protect the patient. Gloves protectyon. Googles mask should be worn if there is a possibility of blood splatter.
4.      Break the seal on teh shorter needle, thread the shorter needle into the holder/adapter (do not puncture the tube yet). RATIONALE: Preparing the equipment ahead of time ensures a smoother process.
5.      Tap all tubes containing coagulants check the expiration dates. RATIONALE: Tapping the tube ensures that all the additive dislodged from the stopper and wall of the tubes. Checking expiration dates is a quality assurance measure.
6.      Select a site and apply  the torniquet (see procedure 40-1). RATIONALE: Applying the torniquet causes the vein to enlarge for easier venipuncture.
7.      Ask the patient to close the hand. The patient must not pump the hand. Place the hand in a downward position. RATOINALE: Closing the hand and placing the arm in a down ward position further enlarges the vein, allowing for easier venipuncture, pumping  the hand can damage the quality of the specimen collected.
8.      Select a vein, nothing the location and direction of the vein. RATIONALE: This allows you to prepare mentally for the venipuncture (Figure 40-33A).
9.      Cleanse the size with an alcohol swap with one firm swip. RATIONALE: Alcohol removes body oils and contaminations (Figure 40-33B).
10.  Avoid touching the site after cleansing. RATIONALE: The site should stay as clean as possible.
11.  Draw the skin taut with your thumb by placing it 1 to 2 inches below the puncture site. RATIONALE: This will anchor the vein.
12.  With the bevel up, line up the needle with the direction of the vein and perfome the puncture. The point of the needle should enter the skin about ¼ inch below where the vein waas palpated. With experience, a sensation of entering the vein can be felt. Once the vein has been entered, do not move the needle. RATIONALE: Lining up the needle with the vein is a mental exercise to help enter the vein in the proper direction. Entering the skin a fraction of an inch below the palpated site will aid in entering the vein at the palpated site (Figure 40-33C).
13.  Let go of the skin and use that hand to graps the flange of the vacuum tube holder and push the tube forward until the needle has completely entered the tube (Figure 33-40D). Do not change hands while performing venipuncture. The hand performing venipunctureb is the hand that is holding the vacuum tube holder. The other hand is free for tube insertion and removal. RATIONALE: Using the flange of the adapter helps you hold the needle steady while changing hands while performing venipuncture could cause the needle to move.
14.  Fill the tube until the vacuum is exhausted and the blood flow stop. Rotate tubes so the label is down. RATIONALE: Letting the tubes completely fill will ensure the right ratio of blood the additive. Positioning the label down enable you to see the tube filling.
15.  When the blood ceases, gently remove the vacuum tube from the needle and holder. Do this by grasping the tube with the fingers and palmof your spare hand and using your thumb to push off from flange of the holder (Figure 33-40E). RATIONALE: Using the flange will help steady the needle.
16.  Immediately mix the blood in the anticoagulant tubes by gently inverting tyhem several times. RATIONALE: Mixing the anticoagulant tubes right away minimizes the chance of miaiclots forming.
17.  Insert the second tube onto the needle by using the same motion as the first tube. Invert it several times if it contains anticoagulant. RATIONALE: Mixing the additive prevents the blood from coagulating.
18.  When the last tube has filled, remove it from the needle. Ask the patient to open his or her
Figure 40-33. Performing a venipuncture with: a vacuum tube assembly. (A) After tying the tourniquet, palpate the vein. (B) Cleanse the site with alcohol. Allow area the dry or wipe with a clean 2 x 2 gauze. (C) While holding the skin taut, hold needle with bevel up and penetrate the vein with a smooth ravid movement. (D) Grasp the flange of the vacuum tube holder to push the vacuum tube on to the needle. (E) When the tube has stopped filling, remove in gently from the needle and holder using the flange to push from. Invert it several times to mix the additive. (F) Place another tube on to the needle and let it fill. (G) When the last tube has filled, gently remove it from the holder. Released the tourniquet (not shwon) and smoothly remove the needle from the vein, immediately applying pressure with the cotton ball. Mix well by inverting several times. (H) Dispose of the needle and holder into nearby sharps container. (I) Properly label the tubes.
19.  Alliquot blood into the appropriate tubes in the rack in the proper order (see table 40-4). During transfer, hold each tube at the base only. RATIONALE: Having the tubes in the rack and holding the tubes and the base protects your hands from accidental needlestick during the transfer process.
20.  Puncture the vacuum tube through the rubber stopper with syringe needle and allow the blood to enter the tube the until the flow stops. Never push on the plunger or force blood into the tubes. RATIONALE: Puushing on the plunger and forcing blood into the vacuum tube can cause the rubber stopper to pop off, splashing blood.
21.  Implement safety mechanism or devices on the needle immediately. RATIONALE: Immediate implementation of safety mechanism will protect from accidental needlestick.
22.  Mix any anticoagulant tubes immediately. RATIONALE: Mixing the anticoagulant right away minimizes the chance of miniclots of forming.
23.  Discard the syringe and needle into a sharps container and the contaminated waste into a red biohazard bag. RATIONALE: Proper disposal a sharps and biohazard waste protects all personnel.
24.  Label all tubes before leaving the room. If any special treatment is required for the specimens, institute  the handling protocol right away. RATIONALE: Labeling the tubes right away lessens the chances of a mix-up error. Proper handling of specimens ensures an accurate test result.
25.  Check the patient, Observe him or her for signs or stress. RATIONALE: Venipuncture can be stressfull from some patient.
26.  When suffecient pressure has been applied to stop the  bleeding, apply a small pressure bandage by pulling a cotton ball in half, applying it to the puncture site and placing an addesive bandage or tape over it (Figure 40-321). Instruct the patient to remove the bandage in 20 minutes. If the patient is sensitive or allergic to latex, be sure to use nolatex to paper tape. If the bleeding has not stopped after 2 to 3 minutes, have the patient continue to hold direct pressure on the site for another 5 minutes with his or her arm elevated aboved the heart. He or she can do this by lying down with his or her arm on a pillow. Recheck after 5 minutes. RATIONALE: The patient should not leave your care until the bleeding has stopped.
27.  Disinfect tray and supplies and dispose of all contaminated items properly, remove gloves using proper technique. RATIONALE: Proper disposal  and disinfection of all contaminated supplies and equipment protects from exposure to biohazardous subtances.
28.  Wash hands, recore the procedure, and complete the laboratory requisition. RATIONALE: Washing hands after removing gloves further protects from biohahardous subtances and lessens the chance of cross contamination to the patient’s chart and the laboratory requisition. Completing the documentation and requisition as soon as possible after the procedure improve accuracy.
SuSumber : http://ww.scribd.com/veni-puncture-by-vacuum-tube-system