Pages

Selasa, 16 Oktober 2012

Pemeriksaan Bahan Tambahan Makanan Metode Kromatografi Lapis Tipis



Kromatografi lapis tipis merupakan salah satu analisis kualitatif dari suatu sampel yang ingin dideteksi dengan memisahkan komponen-komponen sampel berdasarkan perbedaan kepolaran.


Prinsip



Prinsip kerjanya memisahkan sampel berdasarkan perbedaan kepolaran antara sampel dengan pelarut yang digunakan.Teknik ini biasanya menggunakan fase diam dari bentuk platsilika dan fase geraknya disesuaikan dengan jenis sampel yang ingin dipisahkan. Larutan atau campuran larutan yang digunakan dinamakan eluen. Semakin dekat kepolaran antara sampel dengan eluen maka sampel akan semakin terbawa oleh fase gerak tersebut.


Visualisasi


Proses berikutnya dari kromatografi lapis tipis adalah tahap visualisasi. Tahapan ini sangat penting karena diperlukan suatu keterampilan dalam memilih metode yang tepat karena harus disesuaikan dengan jenis sampel yang sedang di uji. Salah satu yang dipakai adalah penyemprotan dengan larutanninhidrin. Ninhidrin (2,2-Dihydroxyindane-1,3-dione) adalah suatu larutan yang akan digunakan untuk mendeteksi adanya gugus amina.Apabila pada sampel terdapat gugus amina maka ninhidrin akan bereaksi menjadi berwarna ungu. Biasanya padatan ninhidirn ini dilarutkan dalam larutan butanol.

Nilai Rf



Jarak antara jalannya pelarut bersifat relatif. Oleh karena itu, diperlukan suatu perhitungan tertentu untuk memastikan spot yang terbentuk memiliki jarak yang sama walaupun ukuran jarak plat nya berbeda. Nilai perhitungan tersebut adalah nilai Rf, nilai ini digunakan sebagai nilai perbandingan relatif antar sampel.Nilai Rf juga menyatakan derajat retensi suatu komponen dalam fase diam sehingga nilai Rf sering juga disebut faktor retensi. 


Nilai Rf dapat dihitung dengan rumus berikut :

Rf = Jarak yang ditempuh substansi/Jarak yang ditempuh oleh pelarut
Semakin besar nilai Rf dari sampel maka semakin besar pula jarak bergeraknya senyawa tersebut pada plat kromatografi lapis tipis.Saat membandingkan dua sampel yang berbeda di bawah kondisi kromatografi yang sama, nilai Rf akan besar bila senyawa tersebut kurang polar dan berinteraksi dengan adsorbent polar dari plat kromatografi lapis tipis.Nilai Rf dapat dijadikan bukti dalam mengidentifikasikan senyawa. Bila identifikasi nilai Rf memiliki nilai yang sama maka senyawa tersebut dapat dikatakan memiliki karakteristik yang sama atau mirip.Sedangkan, bila nilai Rfnya berbeda, senyawa tersebut dapat dikatakan merupakan senyawa yang berbeda.

Daftar Pustaka :

http://chemedu09.wordpress.com/2011/08/11/kromatografi-lapis-tipis-klt/

http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://www.chem-is-try.org/wp-
content/migrated_images/analisis/tlc1.gif&imgrefurl=http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/instrumen_analisis/kromatografi1/kromatografi_lapis_tipis/&usg=__EO-K-mIpgxBK7ZPrHz5MBkICPbI=&h=240&w=361&sz=5&hl=id&start=1&zoom=1&tbnid=uimOKQNvmz2tUM:&tbnh=80&tbnw=121&ei=9rB8UKfKNcHprQeXwoHgCA&itbs=1

http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://www.chem-is-try.org/wp-content/migrated_images/analisis/tlc5.gif&imgrefurl=http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/instrumen_analisis/kromatografi1/kromatografi_lapis_tipis/&usg=__ctdB7CmmITpzqj5T5S-uNKCNWxk=&h=194&w=339&sz=5&hl=id&start=2&zoom=1&tbnid=0xb3XH1-1ZiNrM:&tbnh=68&tbnw=119&ei=9rB8UKfKNcHprQeXwoHgCA&itbs=1

Senin, 01 Oktober 2012

PENENTUAN KADAR PROTEIN METODE KJELDAHL


PENENTUAN KADAR PROTEIN METODE KJELDAHL 




Cara Kjeldahl digunakan untuk menganalisis kadar protein kasar dalam bahan makanan secara tidak langsung, karena yang dianalisis dengan cara ini adalah kadar nitrogennya. Dengan mengalikan hasil analisis tersebut dengan angka konversi 6,25, diperoleh nilai protein dalam bahan makanan itu. Untuk beras, kedelai, dan gandum angka konversi berturut-turut sebagai berikut: 5,95, 5,71, dan 5,83. Angka 6,25 berasal dari angka konversi serum albumin yang biasanya mengandung 16% nitrogen.

Prinsip analisis Kjeldahl adalah sebagai berikut: mula-mula bahan didestruksi dengan asam sulfat pekat menggunakan katalis selenium oksiklorida atau butiran Zn. Amonia yang terjadi ditampung dan dititrasi dengan bantuan indikator. Cara Kjeldahl pada umumnya dapat dibedakan atas dua cara, yaitu cara makro dan semimakro. Cara makro Kjeldahl digunakan untuk contoh yang sukar dihomogenisasi dan besar contoh 1-3 g, sedang semimikro Kjeldahl dirancang untuk contoh ukuran kecil yaitu kurang dari 300 mg dari bahan yang homogen.

Cara analisis tersebut akan berhasil baik dengan asumsi nitrogen dalam bentuk ikatan N-N dan N-O dalam sampel tidak terdapat dalam jumlah yang besar. Kekurangan cara analisis ini ialah bahwa purina, pirimidina, vitamin-vitamin, asam amino besar, kreatina, dan kreatinina ikut teranalisis dan terukur sebagai nitrogen protein. Walaupun demikian, cara ini kini masih digunakan dan dianggap cukup teliti untuk pengukuran kadar protein dalam bahan makanan.

Analisa protein cara Kjeldahl pada dasarnya dapat dibagi menjadi tiga tahapan yaitu proses destruksi, proses destilasi dan tahap titrasi.

1. Tahap destruksi
Pada tahapan ini sampel dipanaskan dalam asam sulfat pekat sehingga terjadi destruksi menjadi unsur-unsurnya. Elemen karbon, hidrogen teroksidasi menjadi CO, CO2 dan H2O. Sedangkan nitrogennya (N) akan berubah menjadi (NH4)2SO4. Untuk mempercepat proses destruksi sering ditambahkan katalisator berupa campuran Na2SO4 dan HgO (20:1). Gunning menganjurkan menggunakan K2SO4 atau CuSO4.

Dengan penambahan katalisator tersebut titk didih asam sulfat akan dipertinggi sehingga destruksi berjalan lebih cepat. Selain katalisator yang telah disebutkan tadi, kadang-kadang juga diberikan Selenium. Selenium dapat mempercepat proses oksidasi karena zat tersebut selain menaikkan titik didih juga mudah mengadakan perubahan dari valensi tinggi ke valensi rendah atau sebaliknya.

2. Tahap destilasi
Pada tahap destilasi, ammonium sulfat dipecah menjadi ammonia (NH3) dengan penambahan NaOH sampai alkalis dan dipanaskan. Agar supaya selama destilasi tidak terjadi superheating ataupun pemercikan cairan atau timbulnya gelembung gas yang besar maka dapat ditambahkan logam zink (Zn).

Ammonia yang dibebaskan selanjutnya akan ditangkap oleh asam khlorida atau asam borat 4 % dalam jumlah yang berlebihan. Agar supaya kontak antara asam dan ammonia lebih baik maka diusahakan ujung tabung destilasi tercelup sedalam mungkin dalam asam. Untuk mengetahui asam dalam keadaan berlebihan maka diberi indikator misalnya BCG + MR atau PP.

3. Tahap titrasi
Apabila penampung destilat digunakan asam khlorida maka sisa asam khorida yang bereaksi dengan ammonia dititrasi dengan NaOH standar (0,1 N). Akhir titrasi ditandai dengan tepat perubahan warna larutan menjadi merah muda dan tidak hilang selama 30 detik bila menggunakan indikator PP.

%N = × N. NaOH × 14,008 × 100%

Apabila penampung destilasi digunakan asam borat maka banyaknya asam borat yang bereaksi dengan ammonia dapat diketahui dengan titrasi menggunakan asam khlorida 0,1 N dengan indikator (BCG + MR). Akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna larutan dari biru menjadi merah muda.

%N = × N.HCl × 14,008 × 100 %

Setelah diperoleh %N, selanjutnya dihitung kadar proteinnya dengan mengalikan suatu faktor. Besarnya faktor perkalian N menjadi protein ini tergantung pada persentase N yang menyusun protein dalam suatu bahan.

daftar pustaka :


Kamis, 20 September 2012

Analisis Kadar Lemak Metode Ekstraksi Soxhlet





Metode Soxhlet


Metode Soxhlet termasuk jenis ekstraksi menggunakan pelarut semikontinu. Ekstraksi dengan pelarut semikontinu memenuhi ruang ekstraksi selama 5 sampai dengan 10 menit dan secara menyeluruh memenuhi sampel kemudian kembali ke tabung pendidihan. Kandungan lemak diukur melalui berat yang hilang dari contoh atau berat lemak yang dipindahkan. Metode ini menggunakan efek perendaman contoh dan tidak menyebabkan penyaluran. Walaupun begiru, metode ini memerlukan waktu yang lebih lama daripada metode kontinu (Nielsen 1998).

Prinsip Soxhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut konstan dengan adanya pendingin balik. Soxhlet terdiri dari pengaduk atau granul anti-bumping, still pot (wadah penyuling, bypass sidearm, thimble selulosa, extraction liquid, syphon arm inlet, syphon arm outlet, expansion adapter, condenser (pendingin), cooling water in, dan cooling water out (Darmasih 1997).

Langkah-langkah dalam metode Soxhlet adalah : menimbang tabung pendidihan ; menuangkan eter anhydrous dalam tabung pendidihan, susun tabung pendidihan, tabung Soxhlet, dan kondensator ; ekstraksi dalam Soxhlet ; mengeringkan tabung pendidihan yang berisi lemak yang terekstraksi pada oven 1000C selama 30 menit ; didinginkan dalam desikator lalu ditimbang (Nielsen 1998).
Sampel yang sudah dihaluskan, ditimbang 5 sampai dengan 10 gram dan kemudian dibungkus atau ditempatkan dalam “Thimble” (selongsong tempat sampel) , di atas sampel ditutup dengan kapas. Pelarut yang digunakan adalah petroleum spiritus dengan titik didih 60 sampai dengan 80°C. Selanjutnya, labu kosong diisi butir batu didih. Fungsi batu didih ialah untuk meratakan panas. Setelah dikeringkan dan didinginkan, labu diisi dengan petroleum spiritus 60 – 80°C sebanyak 175 ml. Digunakan petroleum spiritus karena kelarutan lemak pada pelarut organik. Thimble yang sudah terisi sampel dimasukan ke dalam Soxhlet. Soxhlet disambungkan dengan labu dan ditempatkan pada alat pemanas listrik serta kondensor . Alat pendingin disambungkan dengan Soxhlet. Air untuk pendingin dijalankan dan alat ekstraksi lemak kemudian mulai dipanaskan (Darmasih 1997).

Ketika pelarut dididihkan, uapnya naik melewati Soxhlet menuju ke pipa pendingin. Air dingin yang dialirkan melewati bagian luar kondensor mengembunkan uap pelarut sehingga kembali ke fase cair, kemudian menetes ke thimble. Pelarut melarutkan lemak dalam thimble, larutan sari ini terkumpul dalam thimble dan bila volumenya telah mencukupi, sari akan dialirkan lewat sifon menuju  labu. Proses dari pengembunan hingga pengaliran disebut sebagai refluks. Proses ekstraksi lemak kasar dilakukan selama 6 jam. Setelah proses ekstraksi selesai, pelarut dan lemak dipisahkan melalui proses penyulingan dan dikeringkan (Darmasih 1997). 
Faktor-faktor yang memengaruhi laju ekstraksi adalah tipe persiapan sampel, waktu ekstraksi, kuantitas pelarut, suhu pelarut, dan tipe pelarut. Dibandingkan dengan cara maserasi, ekstraksi dengan Soxhlet memberikan hasil ekstrak yang lebih tinggi karena pada cara ini digunakan pemanasan yang diduga memperbaiki kelarutan ekstrak. Makin polar pelarut, bahan terekstrak yang dihasilkan tidak berbeda untuk kedua macam cara ekstraksi. Fenolat total yang tertinggi didapatkan pada proses ekstraksi menggunakan pelarut etil asetat. Sifat antibakteri tertinggi terjadi pada ekstrak yang diperoleh dari ekstraksi menggunakan pelarut etil asetat untuk ketiga macam bakteri uji Gram-positif. Semua ekstrak tidak menunjukkan daya hambat yang berarti pada semua bakteri uji Gram-negatif (Lucas dan David 1949).


ALAT DAN BAHAN



Kertas saring
Labu Lemak
Alat Soxhlet
Oven
Neraca analitik
Desikator
krustang
Sampel
Hexane

PROSEDUR PERCOBAAN



Labu lemak di oven dan ditimbang.
Sampel sebanyak 5 g ditimbang dan dimasukkan ke dalam selongsong kertas saring.
Selongsong dimasukkan ke dalam alat soxhlet ± 2 jam dan labu lemak yang telah diketahui bobotnya di pasang pada alat soxhlet.
50 mL hexane dimasukkan ke dalam alat soxhlet.
Sampel di ekstrak dengan pelarut hexana.
Labu lemak dikeringkan dalam oven 1050C selama 30 menit, hingga aroma hexana tidak tercium.
Labu didinginkan dalam desikator selama 15 menit.
Labu lemak ditimbang.



Daftar Pustaka :

http://liayuliasitirohmah.blogspot.com/2012/02/analisis-kadar-lemak-pada-bahan-pangan.html

http://avliyaajan22.blogspot.com/2011/05/blog-post.html

http://www.damandiri.or.id/file/lailasuhairiipbbab3.pdf

http://peternakan.litbang.deptan.go.id/fullteks/semnas/pronas-92.pdf



Rabu, 12 September 2012

I'm Watch From Italy

Reset Your Time To The New Era

The world’s first real smartwatch

Multi-tasking, easy to use and love: touch, drag, swipe or pinch. Get your intuitive interface in a complex world.

i’m Watch connects to your smartphone through Bluetooth™ and delivers to your wrist, calls, text messages, emails, notifications, music, agenda, weather forecast, pictures and any other app you desire.
I'mDroid


Intelligent and ergonomic,with a soft and elegant silhouette and a curvedHD touchscreen: i’m Watch is so fast and easy to use that it will leave everything else behind. i’m Watch: the whole world around your wrist.
I'm Colour
I'm Carbonium Overview

The Luxury Gold Overview
I’m Watch itulah nama jam tangan ini, jam tangan Bluetooth ini dibuat oleh perusahaan italia dan rencanya akan diluncurkan dalam 2 versi yaitu I’m Jewel yg merupakan jam tangan Bluetooth dgn disain yg elegan dgn bahan dari Titanium, emas dan berlian.
Kedua adalah versi anak muda yaitu I’m Color yg punya banyak warna pilihan.
Banyak fitur yg ditawarkan oleh jam tangan ini:
– mampu menampilkan format berupa jam tangan digital atau analog
– Menampilkan caller ID pada saat ada telpon masuk
– Dapat Melakukan panggilan telpon dan ada speakerphone
– Menampilkan SMS dan email masuk
– Bisa menampilkan foto yg ada di ponsel (image gallery)
– Ada aplikasi tambahan yg bisa didownload di I’m Store
– Bisa juga download musik melalui web "I Music
Dari segi spesifikasi juga cukup menjanjikan:
– Layar sentuh 1,54 inch (240×240. 200 ppi)
– Bluetooth 2.1
– Memori internal 4 GB
– Memori Ram: 64 MB
– Baterai Lithium Polymer 600 mAh:
     – Standby time tanpa Bluetooth: 48 jam
     – Standby tme dgn Bluetooth: 30 Jam
     – Waktu bicara: 2 jam
Jam  selain bisa dipairing dgn ponsel Android juga bisa dgn iPhone dan rencananya di tahun 2012 bisa juga dgn ponsel Blackberry.
I'm SmartWatch
Harganya sendiri, I’m Jewel dijual mulai dari 599 – 11.999 Euro (sekitar Rp. 8 juta – 16 juta) sedangkan yg I’m Color dijual 249 Euro (sekitar Rp. 3 jutaan)




GULA REDUKSI

PEMERIKSAAN GULA REDUKSI
Gula pereduksi merupakan golongan gula (karbohidrat) yang dapat mereduksi senyawa-senyawa penerima elektron, contohnya adalah glukosa dan fruktosa. Ujung dari suatu gula pereduksi adalah ujung yang mengandung gugus aldehida atau keto bebas. Semua monosakarida (glukosa, fruktosa, galaktosa) dan disakarida (laktosa,maltosa), kecuali sukrosa dan pati (polisakarida), termasuk sebagai gula pereduksi. Umumnya gula pereduksi yang dihasilkan berhubungan erat dengan aktifitas enzim, dimana semakin tinggi aktifitas enzim maka semakin tinggi pula gula pereduksi yang dihasilkan. Jumlah gula pereduksi yang dihasilkan selama reaksi diukur dengan menggunakan pereaksi asam dinitro salisilat/dinitrosalycilic acid (DNS) pada panjang gelombang 540 nm. Semakin tinggi nilai absorbansi yang dihasilkan, semakin banyak pula gula pereduksi yang terkandung.

     Secara alami, terdapat tiga bentuk karbohidrat yang terpenting, yaitu monosakarida, oligosakarida (terdiri atas 2-10 unit monoskarida), dan polisakarida (terdiri lebih dari 10 unit monosakarida). Contoh monosakarida adalah glukosa. Contoh oligosakarida adalah sukrosa. Contoh polisakarida adalah pati, amilum, selulosa, pektin, gum. Karbohidrat sebagai polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton mempunyai kemampuan untuk mereduksi suatu senyawa. Sifat reduktif ini terdapat pada gugus hidroksil atom C nomor 1 untuk aldosa dan pada atom C nomor 2 untuk ketosa
Ada banyak cara yang dapat digunakan untuk menentukan kandungan karbohidrat dalam bahan pangan, misalnya dengan cara kimiawi, fisik, enzimatis, biokimia, maupun kromatografi. Penentuan kandungan karbohidrat dengan cara kimia didasarkan pada reaksi oksidasi cupri menjadi cupro. Metode penetapan secara kimia meliputi: luff schoorl , munson-walker, lane eynon , nelson-somogy , Oksidasi ferri ,Iodometri (Sukatiningsih, 2010). Analisa karbohidrat dapat dilakukan terhadap kandungan total karbohidrat, kandungan total gula, kandungan pati, serat kasar, serat pangan, dan senyawa pektin. Semua senyawa karbohidrat tersebut dapat menentukan nilai gizi pangan bahan sumber karbohidrat.
METODE Luff Schoorl
Pada penentuan karbohidrat dengan metode Luff Schoorl, yang ditentukan bukan Cu2O yang mengendap tapi dengan menggunakan CuO dalam larutan yang belum direaksikan dengan gula reduksi (titrasi blanko) dan sesudah direaksikan dengan gula reduksi (titrasi sampel). Penentuannya dengan menggunakan titrasi volumetri. Setelah diketahui selisih banyaknya titrasi blanko dan titrasi sampel kemudian dikonsultasikan dengan tabel yang telah tersedia yang menggambarkan hubungan antara banyaknya Na2S2O3 dengan banyaknya gula pereduksi. Pada metode Luff Schoorl terdapat dua cara pengukuran yaitu        :
1.    Penentuan Cu tereduksi dengan I2
2.    Menggunakan prosedur Lae-Eynon
Metode Luff Schoorl mempunyai kelemahan yang terutama disebabkan oleh komposisi yang konstan. Hal ini diketahui dari penelitian A.M Maiden yang menjelaskan bahwa hasil pengukuran yang diperoleh dibedakan oleh pebuatan reagen yang berbeda.
Monosakarida akan mereduksikan CuO dalam larutan Luff  menjadi Cu2O. Kelebihan CuO akan direduksikan dengan KI berlebih, sehingga dilepaskan I2. I2 yang dibebaskan tersebut dititrasi dengan larutan Na2S2O3. Pada dasarnya prinsip metode analisa yang digunakan adalah Iodometri karena kita akan menganalisa I2 yang bebas untuk dijadikan dasar penetapan kadar. Dimana proses iodometri adalah proses titrasi terhadap iodium (I2) bebas dalam larutan. Apabila terdapat zat oksidator kuat (misal H2SO4) dalam larutannya yang bersifat netral atau sedikit asam penambahan ion iodida berlebih akan membuat zat oksidator tersebut tereduksi dan membebaskan I2 yang setara jumlahnya dengan dengan banyaknya oksidator. I2 bebas ini selanjutnya akan dititrasi dengan larutan standar Na2S2O3 sehinga I2 akan membentuk kompleks iod-amilum yang tidak larut dalam air. Oleh karena itu, jika dalam suatu titrasi membutuhkan indikator amilum, maka penambahan amilum sebelum titik ekivalen.
Metode Luff Schoorl ini baik digunakan untuk menentukan kadar karbohidrat yang berukuran sedang. Dalam penelitian M.Verhaart dinyatakan bahwa metode Luff Schoorl merupakan metode tebaik untuk mengukur kadar karbohidrat dengan tingkat kesalahan sebesar 10%.
Persamaan reaksinya:                                                                                                                    
R-COH + 2 CuO → Cu2O (s) + R-COOH (aq)
H2SO4 (aq) + CuO → CuSO4 (aq) + H2O (l)
CuSO4 (aq) + 2 KI (aq) → CuI2 (aq) + K2SO4 (aq)
2 CuI2 ↔ Cu2I2 + I2
I2 + Na2S2O3 → Na2S4O6 + NaI
I2 + amilum → Biru
Penetapan sebelum inversi dilakukan untuk mengetahui jumlah gula pereduksi yang terdapat dalam sampel. Penetapan inversi lemah dilakukan untuk mengetahui jumlah disakarida yang tidak bersifat reduksi seperti sukrosa. Penetapan sesudah inversi kuat biasanya dilakukan untuk menentukan kadar karbohidrat pada poliskarida.
C.      Alat dan Bahan
Analisis Kualitatif
Alat
1.        Tabung reaksi
2.        Rak tabung reaksi
3.        Pipet tetes tangkai panjang
4.        Kaca preparat
5.        Penangas air
6.        Mikroskop
7.        Batang pengaduk
8.        Pemanas listrik
9.        Botol semprot
10.    Kertas saring
11.    Corong kaca
12.    Gelas kimia
13.    Spatula
14.    Kertas lakmus’
15.    Penjepit tabung reaksi
Bahan
1.        Pereaksi Molisch
2.        Pereaksi Asam Pikrat
3.        Pereaksi Barfoed
4.        Pereaksi Benedict
5.        Pereaksi Seliwanoff
6.        Pereaksi Fenilhidrazin
7.        Air tebu
8.        Larutan kanji 1%
9.        Larutan NaOH 6M
10.    Larutan HCl 6M
11.    Larutan I2 0,01M
12.    Larutan HCl pekat
13.    Amil Alkohol

 Analisis Kuantitatif
Alat
1.        Tabung Reaksi
2.        Gelas Kimia 250mL
3.        Kassa
4.        Botol semprot
5.        Labu ukur 250mL
6.        Kertas saring
7.        Corong pendek
8.        Labu erlenmeyer
9.        Pembakar bunsen
10.    Buret
11.    Pipet volum
12.    Gelas ukur
13.    Pipet tetes
14.    Batang pengaduk
Bahan
1.        Larutan Na2S2O3
2.        Larutan H2SO4
3.        Larutan KI
4.        Air tebu
5.        Larutan HCl
6.        Aquades
7.        Larutan NaOH
8.        Larutan Luff Schoorl
-       CuSO4.5H2O
-       Asam sitrat
-       Na2CO3.10H2O

 DIAGRAM ALIR
PEMERIKSAAN KARBOHIDRAT


DAFTAR PUSTAKA
http://tivachemchem.blogspot.com/2010/10/analisis-kualitatif-dan-kuantitatif.html

http://www.google.co.id/imgres?um=1&hl=id&client=firefox-a&sa=N&rls=org.mozilla:en-US:official&noj=1&tbm=isch&tbnid=-Z58cSx4ySNhtM:&imgrefurl=http://herypurwantomanik.blogspot.com/2012/01/karbohidrat.html&docid=XTbTaD5Pg5kyiM&imgurl=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0v5XgFiRLEEX2kykTjqvhMfx-AnkO1wg1Cn7X-fj9-JwcBoOr-ZehopiDKKo5uWzlRAqWRwl0ZQAoDoQYYNGZGbfetIldTe_aOd88Q09aUWQaZ0PkFDO5G3EyXdpG_eXqStMWMV4K6DkM/s1600/dextran.gif&w=324&h=303&ei=wgZQUOy5B9ChiAf044GABQ&zoom=1&iact=rc&dur=9&sig=116407711534610153078&page=2&tbnh=145&tbnw=155&start=10&ndsp=15&ved=1t:429,r:2,s:10,i:112&tx=68&ty=20&biw=1024&bih=497

http://queenofsheeba.wordpress.com/2009/11/17/luff-schoorl/

http://eremjezone.blogspot.com/2010_05_01_archive.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Gula_pereduksi

Selasa, 14 Juni 2011

Learn More About Mac Os Snow Leopard


THE NEW


 MAC OS SNOW LEOPARD



Multi-Touch Gestures

Multi-Touch gestures transform the way you interact with your Mac, making all you do more intuitive and direct. Now an even richer Multi-Touch experience comes to OS X Lion. Enjoy more fluid and realistic gesture responses, including rubber-band scrolling, page and image zoom, and full-screen swiping.













 
Swipe up on the trackpad to get a bird’s-eye view of everything running on your Mac.








Full-Screen Apps

OS X Lion offers systemwide support for gorgeous, full-screen apps that use every inch of your Mac display. You can have multiple full-screen apps open at once — along with multiple standard-size apps. And it’s easy to switch between full-screen and desktop views.

Minggu, 29 Mei 2011

Mac OS Snow Leopard



IN ENGLISH

Mac OS X Snow Leopard (version 10.6) is the seventh and current major release of Mac OS XApple's desktop and server operating system forMacintosh computers.
Snow Leopard was publicly unveiled on June 8, 2009 at the Apple Worldwide Developers Conference. On August 28, 2009, it was released worldwide, and was made available for purchase from Apple's website and its retail stores at the price of US$29 for a single-user license. As a result of the low price, initial sales of Snow Leopard were significantly higher than that of its predecessors. The release of Snow Leopard came nearly two years after the introduction of Mac OS X Leopard (version 10.5), the second longest time span between successive Mac OS X releases.
Unlike previous versions of Mac OS X, the goals with Snow Leopard were improved performance, greater efficiency and the reduction of its overallmemory footprint. Addition of new end-user features was not a primary goal. Much of the software in Mac OS X was extensively rewritten for this release in order to fully take advantage of modern Macintosh hardware. New programming frameworks, such as OpenCL, were created, allowing software developers to use graphics cards in their applications. This is also the first Mac OS release since System 7.1.1 that does not support the PowerPC architecture, as Apple now intends to focus on its current line of Intel-based products.
Snow Leopard will be succeeded by Mac OS X Lion (version 10.7), which is expected to be released in mid 2011.


IN INDONESIAN


Mac OS X Snow Leopard (versi 10.6) adalah ketujuh dan saat rilis utama dari Mac OS X , Apple desktop dan server sistem operasi untukMacintosh komputer.
Snow Leopard publik diresmikan pada tanggal 8 Juni 2009 di Apple Worldwide Developers Conference . Pada tanggal 28 Agustus 2009, itu dirilis di seluruh dunia, dan dibuat tersedia untuk membeli dari situs internet Apple dan toko ritel tersebut pada harga US $ 29 untuk lisensi pengguna tunggal. Sebagai akibat dari harga rendah, penjualan awal Snow Leopard secara signifikan lebih tinggi dari pendahulunya.Pelepasan Snow Leopard datang hampir dua tahun setelah pengenalan Mac OS X Leopard (versi 10.5), kedua terpanjang rentang waktu antara berturut-turut Mac OS X rilis.
Tidak seperti versi sebelumnya dari Mac OS X, tujuan dengan Snow Leopard ditingkatkan kinerja, efisiensi dan pengurangan secara keseluruhantapak memori . Penambahan fitur end-user baru bukan tujuan utama. Sebagian besar software di Mac OS X secara ekstensif untuk rilis ini ditulis ulang dalam rangka untuk sepenuhnya mengambil keuntungan dari modern Macintosh perangkat keras. kerangka pemrograman baru, sepertiOpenCL , diciptakan, memungkinkan pengembang software untuk menggunakan kartu grafis dalam aplikasi mereka. Ini juga Mac OS rilis pertama sejak 7.1.1 Sistem yang tidak mendukung PowerPC arsitektur, sebagai Apple sekarang berniat untuk fokus pada baris saat ini atas produk berbasis Intel . 
Snow Leopard akan digantikan oleh Lion Mac OS X (versi 10.7), yang diharapkan akan dirilis pada pertengahan 2011. 

Sumber : http://id.wikipedia.org/mac-os-snow